Potensi Ayam Kokok Balenggek


Tahun 2003 adalah merupakan titik awal dimulainya suatu kesepakatan beberapa negara dalam wilayah yang tergabung dalam kerjasama segitiga pertumbuhan Indonesia, Malaysia, Thailand (IMT GT) dan Indonesia Malaysia Singapore (IMS-GT). Kerjasama ini mencakup kegiatan dibidang pertanian, industri, perdagangan, infra struktur, sumberdaya manusia dan keuangan.
 
Sektor pertanian terutama tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan memegang peranan penting karena merupakan sumber mata pencarian utama penduduk Sumatera Barat. Namun demikian sektor ini masih dikelola secara tradisional dan belum menampakkan perkembangan yang berarti. Kondisi yang demikian ini merupakan tantangan dalam setiap perencanaan program pengembagan pertanian terutama pengembangan peternakan. Salah satu komoditi peternakan yang mempunyai prospek dimasa datang untuk dikembangkan adalah usaha peternakan ayam buras. Usaha peternakan ayam buras di Sumatera Barat termasuk prioritas yang didorong pengembangannya untuk meraih usaha dan peternak yang tangguh dan berdayaguna. Upaya mendorong pengembangan usaha peternakan ayam buras ini dilakukan dengan pendekatan wilayah membuka peluang tumbuhnya sinergi antara berbagai pihak seperti instansi teknis, swasta dan masyarakat peternak melalui kontribusi yang optimal masing-masing pihak.

Diharapkan dengan adanya, kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat akan tumbuh dan berkembang sentra-sentra usaha pengembangan ayam buras yang akan memasok kebutuhan telur dan daging ayam buras bagi pemenuhan permintaan pasar baik pasar lokal, nasional maupun regional dan pada gilirannya akan tercipta perekonomian masyarakat dengan usaha agribisnis yang berbasis peternakan. Disamping produksi daging dan telur yang dapat diharapkan dari komoditas ayam burgs ini ada satu jenis dari ayam ini yang menjadi kebanggaan Sumatera Barat yang disebut Ayam Kokok Balenggek. Sebelum dibahas secara rinci tentang Ayam Kokok Balenggek , akan dibahas terlebih dahulu arti dari kata balenggek tersebut. Balenggek adalah bahasa Minangkabau yang dalam bahasa Indonesia berarti bertingkat/bersusun-susun.

Jadi Ayam Kokok Balenggek adalah ayam yang dapat bernyanyi/berkokok dengan mengeluarkan irama kokok yang panjang kemudian diakhiri dengan suara seperti terputus-putus yang bertingkat/bersusun-susun yang disebut dengan balenggek. Ayam kokok Balenggek merupakan ayam buras asli Sumatera Barat yang hanya terdapat di Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok dan tidak terdapat di daerah lainnya. Menurut literatur, Ayam Kokok Balenggek merupakan hasil keturunan/persilangan alami antara ayam hutan merah (Gallus,gallus) dengan ayam buras (ayam kampung) dari daerah sekitar Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok Sumatera Barat. Proses perkembangbiakkan Ayam Kokok Balenggek hampir sama dengan turunan Ayam Bekisar dari Jawa Timur dan Ayam Pelung dari Jawa Barat yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Sedangkan menurut legenda dan cerita yang berkembang ditengah-tengah masyarakat dari Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok, Ayam Kokok Balenggek ini merupakan turunan dari ayam yang menjadi pamenan/binatang kesayangan anak nagari pada zaman kerajan Minangkabau dahulu. Konon menurut kisah tersebutlah seorang CinduaMato Panglima Kerajaan Minangkabau memiliki pamenan/binatang kesayangan berupa seekor kuda yang bernama si Gumarang, seekor kerbau yang bernama si Binuang dan seekor ayam jantan yang bernama si Kinantan. Disebutkan juga dalam kisah tersebut Cindua Mato dikejar oleh Raja Imbang Jayo/Tiang Bungkuak yang merupakan tokoh yang membelot dari kerajaan di Jambi yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Minangkabau. Dalam pengejaran tersebut Cindua Mato melarikan diri ke Ngalau Bunian yang terdapat di Desa Simiso dan berdekatan dengan Bukit Sirayuah membawa para binatang kesayangannya.

Beberapa tahun terakhir ini Ayam Kokok Balenggek sudah terbiasa dipelihara oleh masyarakat di luar habitatnya di Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok yang menyebar ke berbagai Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat bahkan sudah banyak juga yang dibawa ke luar Propinsi Sumatera Barat sampai ke pulau Jawa. Pada umumnya ayam ini dipelihara sebagai ayam hias/hewan kesayangan yang dikandangkan dan diperlakukan secara khusus seperti hewan kesayangan lainnya. Berdasarkan ukurannya Ayam Kokok Balenggek dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis. Jenis pertama adalah Ayam Kokok Balenggek yang berukuran besar dan penduduk dilokasi habitat aslinya menyebut sebagai ayam gadang sedangkan jenis yang kedua adalah ayam yang berukuran lebih kecil yang disebut dengan ayam ratiah.

Ciri-ciri utama dari Ayam Kokok Balenggek adalah suaranya yang merdu dengan kokok yang bertingkat, bersusun-susun (balenggek) mencapai 6 sampai 15 suku kata atau Iebih. Semakin banyak Ienggek kokoknya harganya semakin tinggi. Suara kokok dari ayam ini dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian depan yang terdiri dari suku kata ke-1 hingga ke-3 dan bagian belakang yang dihitung dari suku kata ke-4 dan seterusnya yang lazim disebut sebagai bagian dari Lenggeknya. Bila diperhatikan secara Iebih detail, suara kokok ayam ini ternyata mempunyai bermacam-macam gaya, nada dan tempo irama terutama pada bagian lenggeknya. Berdasarkan gaya, nada dan tempo irama ini terdapat beberapa istilah yang membedakan suara kokok ayam ini yaitu ganjualalai, rantak gumarang, sigegek angin, riak air hilir dan ginyang. 

Melihat kekayaan pesona alami dan kelebihan yang dimiliki plasma nutfah ayam buras dijadikan sebagai objek yang dilombakan kelebihannya. Bagian/faktor yang dinilai dalam lomba/konkurs Ayam Kokok Balenggek ini adalah :
  • Jumlah lenggek suara kokok, ayam yang terbaik adalah ayam yang mempunyai jumlah lenggek terbanyak dan suara terpanjang
  • Kemerduan dan keindahan bunyi suara kokok
  • Keselarasan dan keserasian tempo dari gaya nada dan irama kokok
  • Frekuensi berkokok dalam tempo waktu yang ditentukan
  • Keramahan dalam bercanda dengan penggemarnya
  • Tingkat kecenderungan persamaan dengan tokoh ayam Kokok Balenggek yang sudah dikenal seperti Biriang Kuniang, Taduang Sipatong, Bangkeh dan lain sebagainya
  • Penampilan (performance) ayam yang meliputi kelengkapan, kesempurnaan, keserasian dan keindahan bentuk tubuh dan warna bulu
  • Pelaksanaan kegiatan lomba/konkurs Ayam Kokok Balenggek ini biasanya adalah pada acara/kegiatan lomba ternak yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan baik Tingkat Propinsi maupun Tingkat Kabupaten/Kota atau pada hari-hari besar bidang pertanian.

Kemudian untuk memperkenalkan Ayam Kokok Balenggek ini ke masyarakat diluar Sumatera Barat, ayam ini biasanya juga dibawa sebagai materi/produk unggulan dibidang peternakan Sumatera Barat dalam berbagai kesempatan yang dilaksanakan secara nasional seperti di Jakarta dan tempat-tempat lainnya.

Tips Membentuk Suara Kokok Yang Bagus Dan Panjang
Ada beberapa langkah/perlakuan yang biasa dilakukan oleh para penggemar / penyayang Ayam Kokok Balenggek untuk membentuk lenggek suara kokok yang banyak, kemerduan dan meningkatkan frekuensi berkokok yaitu dengan cara-cara sebagai berikut :
  • Memberikan makan pokok Ayam berupa padi dan mempertahankan kondisi ayam ramping dan tidak gemuk, lincah dan bergairah
  • Selalu melatih agar ayam rajin berkokok
  • Memberikan minuman perangsang agar bersemangat dengan ramuan rempah-rempah yamg terdiri dari 1/4 kg jahe, 1 ons kulit manis dan 1 ons adas manis yang direbus dalam 1 liter air, diberikan berulang - ulang.

Comments

Post a Comment

Kalau ada pertanyaan, kritik dan saran silahkan.

Popular posts from this blog

Cara Menjinakkan Ayam Hutan Asli

Cara Membuat Jerat/ Racik Ayam Hutan

BAGAIMANA MENGETAHUI AYAM HUTAN MERAH MURNI /ORIGINAL