BANYAK AYAM BANYAK REZEKI
Di balik kotekan ayam kampung ada dua kemungkinan kalau tidak adanya suatu bahaya kalau tidak pasti ayam yang mau bertelur, ayam kampung yang bersahaja, tersembunyi mekanisme ekonomi mikro yang menakjubkan. Mari kita telusuri aliran rupiah yang dihasilkan seekor ayam betina biasa. Dengan harga beli Rp70.000 per ekor, seekor ayam kampung mampu menghasilkan 5-8 butir telur per bulan. Dalam hitungan matematis sederhana, setiap butir telur seharga Rp2.000 berarti satu ekor ayam menghasilkan Rp10.000-16.000 per bulan.
Namun keajaiban sebenarnya terjadi ketika kita berbicara skala. Seratus ekor ayam betina akan membanjiri kandang dengan 800 butir telur bulanan, atau setara Rp1.600.000. Angka ini belum termasuk kemungkinan penetasan, di mana setiap anak ayam bisa dijual Rp10.000-15.000. Dalam setahun, peternak yang memelihara 500 ekor ayam bisa meraup omzet Rp96.000.000 hanya dari telur - setara gaji direktur di banyak perusahaan kecil.
Tapi di balik angka-angka menggoda ini, ada seni merawat yang tak boleh diabaikan. Ayam kampung super membutuhkan pakan berkualitas 80-100 gram per hari, dengan biaya sekitar Rp1.500 per ekor per hari. Sebuah kandang untuk 100 ekor membutuhkan investasi awal Rp5-10 juta. Namun ketika dihitung dengan cermat, ROI (Return of Investment) bisa dicapai dalam 8-12 bulan.
Fenomena ini menjelaskan mengapa di pelosok Jawa Timur, peternak seperti Pak Harjo bisa menyekolahkan tiga anaknya hingga perguruan tinggi hanya dari "bank hidup" berisikan 300 ekor ayam. Atau mengapa di Lembang, kelompok peternak wanita mampu menghasilkan omset Rp15 juta per bulan secara kolektif.
Ekonomi kandang ayam kampung membuktikan bahwa mesin pencetak uang terkadang tidak berwujud logam, tetapi makhluk hidup yang berkotek dan bertelur. Setiap butir telur adalah deposito, setiap anak ayam adalah investasi, dan setiap kandang adalah bank kecil yang terus berkembang. Dalam dunia dimana banyak orang mengejar saham dan crypto, tidakkah kita melupakan "investasi ayam" yang justru lebih nyata dan menguntungkan?
kenapa di hitung telur ayam kampung bukannya ayam ras petelur, jawabannya karena ayam ras petelur untuk pakannya besar dan bertelur harus dengan konsentrat pakan pabrikan kalo tidak di kasih itu ,kemungkinan ayam bertelur rendah, kalau ayam kampung pakan apa saja bisa membuat di bertelur karena terbenttuknya alami proses tersebut. kalau ayam ras petelur salah kasih makan aja langsung shok ayamnya dan ngambekan nga bertelur apalagi sakit ayamnya. itulah kenapa saya berikan untuk ayam kampung aja.
Comments
Post a Comment
Kalau ada pertanyaan, kritik dan saran silahkan.